LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
Di Susun Oleh:
NAMA : YOGA PAMUNGKAS
NPM : E1G015059
PRODI : TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
KELOMPOK : 3 (TIGA)
HARI/JAM : KAMIS, 08.00 WIB
TANGGAL : 12 NOVEMBER
2015
KO-ASS : LORTINA SITANGGANG
DOSEN : Drs. SYAFNIL M.Si
OBJEK
PRAKTIKUM : PENGENDALIAN KEASAMAN (PH)
LARUTAN BUFFER
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam pekerjaan kadang-kadang
diperlukan suatu larutan dengan pH tertentu yang dapat disimpan tanpa mengalami
perubahan pH. Dalam penyimpanan zat dapat mengalami perubahan pH karena
berbagai hal. Larutan dapat menyerap CO2 dari udara sehingga pH larutan akan
turun. Bila larutan disimpan dalam botol kaca, alkali (basa) yang tercuci dari
bahan kaca akan menaikkan harga pH larutan tersebut.
Larutan penyangga (buffer solution) adalah
larutan yang mempunyai pH yang sangat stabil. Jika suatu asam atau basa
ditambahkan pada larutan penyangga, maka pH tidak berubah secara signifikan.
Dengan cara lain, menambahkan air ke dalam atau menguapkan air dari larutan pH
juga tidak mengubah pH larutan buffer.
Larutan
penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia,
biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang
biokimia, kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif
terhadap perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35
sampai 7,45, dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ
tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan
penyangga.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah:
1.
Menjelaskan pentingnya larutan buffer
2.
Membuat larutan buffer
3.
Membedakan larutan buffer dengan larutan
bukan buffer
4.
Mengetahui system kerja buffer dalam
mempertahankan pH
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Larutan
penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahan kan pH,
bila larutan tersebut di tambah asam, basa atau diencerkan. Larutan buffer
berbeda dengan larutan lain karna buffer merupakan campuran yang terdiri atas
1. Campuran
asam lemah dan garamnya
2. Campuran
basa lemah dengan garamnya.
Asam lemah atau basa
lemah merupakan asam atau basa yang terion sedikit di dalam air. Garam dari
asam lemah adalah garam yang anionnya sama dengan anion asamnya, sedangkan
untuk garam dari basa lemah kation basa sama dengan kation garamnya. (syafnil:2015)
Komponen larutan penyangga terbagi
menjadi:
·
Larutan
penyangga yang bersifat asam
Larutan
ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan
ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi
dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan
suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih.
Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah
yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa),
kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.
·
Larutan
penyangga yang bersifat basa
Larutan
ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan
ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam
kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan
suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih. (anonim:2015)
Menghitung pH Larutan Penyangga
·
Larutan
Penyangga Asam
pH = pKa – log a
g
dengan: Ka =
tetapan ionisasi asam lemah
a = jumlah mol asam lemah
g = jumlah mol basa konjugasi
·
Larutan
Penyangga Basa
pOH = pKb
– log b
g
dengan: Kb =
tetapan ionisasi basa lemah
b = jumlah mol basa lemah
g = jumlah mol asam
konjugasi
(utami:2009)
Kegunaan Larutan Penyangga
Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh
makhluk hidup hanya dapat berlangsung pada pH tertentu. Oleh karena itu, cairan
tubuh harus merupakan larutan penyangga agar pH senantiasa konstan ketika
metabolism berlangsung. Dalam keadaan normal, pH dari cairan tubuh termasuk
darah kita adalah 7,35 – 7,5. Walaupun sejumlah besar ion H+ selalu ada sebagai
hasil metabolisme dari zat-zat, tetapi keadaan setimbang harus selalu
dipertahankan dengan jalan membuang kelebihan asam tersebut. Hal ini disebabkan
karena penurunan pH sedikit saja menunjukkan keadaan sakit. Untuk itu tubuh
kita mempunyai hal-hal berikut.
1. Sistem buffer, untuk mempertahankan pH tubuh agar
tetap normal.
2. Sistem
pernapasan., Bila pH turun maka pusat pernapasan kita akan dirangsang,
akibatnya kita bernapas lebih dalam sehingga kelebihan CO2 akan dikeluarkan
melalui paru-paru. Sedangkan bila konsentrasi OH– naik Karena kemampuan mengeluarkan
CO2 ini, maka bufer H2CO3 dan HCO3– paling baik untuk tubuh.
3. Ginjal,
Ginjal kita juga menolong untuk mengatur konsentrasi H3O+ dalam darah agar
tetap konstan, dengan jalan mengeluarkan kelebihan asam melalui urine, sehingga
pH urine dapat berada sekitar 4,8 – 7,0.
Kegunaan larutan penyangga tidak hanya terbatas pada
tubuh makhluk hidup. Reaksi-reaksi kimia di laboratorium dan di bidang industri
juga banyak menggunakan larutan penyangga. Reaksi kimia tertentu ada yang harus
berlangsung pada suasana asam atau suasana basa. Buah-buahan dalam kaleng perlu
dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat untuk menjaga pH agar buah tidak mudah
dirusak oleh bakteri. (utami:2009)
BAB III
METODELOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. NaOH 1.
Tabung reaksi
2. HCH3COO 2. Rak
tabung reaksi
3. HCL 3.
Gelas piala
4. NaCH3COO 4. Pipet
ukur 5 ml
5. NH4OH 5. Gelas
ukur
6. NH4CL 6. Botol
semprot
7.
Corong kaca
3.2 Cara Kerja
3.2.1
Laruran Bukan Buffer
3.2.1.1
Penentuan pH larutan bukan buffer
Menyediakan tiga buah tabung reaksi
yang bersih, mengisi ketiga tabung reaksi tersebut dengan :
1.
Tabung pertama + 1 mL larutan HCl 0,0001
M
2.
Tabung kedua + 1 ml air
3.
Tabung ketiga + 1 ml larutan NaOH 0,001
M
Menentukan dan mencatat pH larutan
dengan indikator universal.
3.2.1.2
Penentuan pH larutan bukan buffer setelah ditambah asam
Mengambil ketiga tabung reaksi yang
berisi larutan diatas (3.2.1.1) yang telah diketahui pHnya. Kedalam
masing-masing tabung reaksi tersebut ditambahkan 1 tetes HCl 1M, menentukan pH
larutan dengan indicator universal.
3.2.2
Larutan Buffer
3.2.2.1
Penentuan pH larutan buffer
a. Menyediakan dua buah
gelas piala atau erlemeyer,masing-masing gelas diisi dengan 25 ml asam asetat
(HCH3COO) 1 M dan 25 ml natrium asetat ( NaCH3COO) 1 M. Gelas digoyang-goyang
supaya larutan homogeny dan menentukan pH larutan tersebut dengan indicator
universal, mencatat hasil. Larutan ini jangan dibuang karena akan dipakai untuk
percobaan selanjutnya.
b. Menyediakan dua buah
gelas piala atau erlemeyer, masing-masing gelas diisi dengan 25 ml ammonium
hidroksida (NH4OH) 1M dan 25 ml natrium asetat (NH4Cl) 1 M. Gelas
digoyang-goyang supaya larutan homogeny dan menentukan pH larutan tersebut
dengan indicator universal, mencatat hasil. Larutan ini jangan dibuang karrena
akan dipakai uuntuk percobaan selanjutnya.
3.2.2.2
Penentuan pH larutan setelah penambahan asam/basa
a. Menyediakan larutan 3.2.2.1.a, ke dalam larutan
tersebut ditambahkan :
1. Untuk tabung pertama
ditambah 5 ml HCl 0,1 M, mencatat pH larutan.
2. Untuk tabung kedua
ditambahkan 5 ml NaOH 0,1 M, mencatat pH larutan.
b. Menyediakan larutan 3.2.2.1.b, ke dalam larutan
tersebut ditambahkan :
1. Untuk tabung pertama
ditambah 5 ml HCl 0,1 M, mencatat pH larutan.
2. Untuk tabung kedua
ditambahkan 5 ml NaOH 0,1 M, mencatat pH larutan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1
Hasil Pengamatan
LARUTAN BUKAN BUFFER
No
|
Larutan
|
pH
(keasaman)
|
||
awal
|
Setelah
ditambah 1 ml HCl 0,1 M
|
Setelah
ditambah 1 ml NaOH 0,1 M
|
||
1
|
HCl
0,0001 M
|
3
|
1
|
-
|
2
|
Air
|
7
|
1
|
-
|
3
|
NaOH
0,0001 M
|
10
|
1
|
-
|
LARUTAN BUFFER
No
|
Larutan
|
pH
(keasaman)
|
||
awal
|
Setelah
ditambah 5 ml HCl 0,1 M
|
Setelah
ditambah 5 ml NaOH 0,1 M
|
||
1
|
25 ml HCH3COO 1 M + 25 ml NaCH3COO
1 M
|
5
|
5
|
5
|
2
|
25 ml NH4OH 1 M + 25 ml
NH4Cl 1 M
|
5
|
1
|
6
|
4.2 Perhitungan
Larutan
Bukan Buffer
1.
HCl
[H+] = a x M
= 1 x 10-4
= 10-4
pH = 4
2.
Air
H2O
+
HCl
HCl +
H2O
Mula-mula : 1
mmol 1
mmol
Bereaksi
: 1
mmol 1
mmol 1
mmol
1 mmol
Sisa
: 0
mmol 0
mmol 1 mmol
1mmol
Dari hasil perhitungan didapat pH =
7
3.
NaOH
NaOH +
HCl +
NaCl + H2O
Mula-mula
: 0,001 mmol 1 mmol
Bereaksi
: 0,001 mmol 0,001
mmol 0,001 mmol 0,001 mmol
Sisa
: 0 m 0,999
mmol 0,001 mmol 0,001 mmol
[H+] = ka x (Ma)
= 1 x 10-7 x 0,999
= 9,99 x 10-8
pH = - log [H+]
= 8 –
log 9,99
=
7,01
Larutan Buffer
1.
pH
larutan awal
[a] = 1 M x 25 ml = 25
mmol
[g] = 1 M x 25 ml = 25 mmol
pH = - log 7,75 x 10-5
=
5-log 7,75
=
4,12
2.
Sesudah
penambahan 5 ml HCl 0,1 M
CH3COO- + H+ = CH3COOH
Mula –mula : 25
mmol 0,5 mmol
25 mmol
Reaksi
: - 0,5 mmol - 0,5
mmol +0,5 mmol
Sisa
: 24,5 mmol 0 mmol
25,5 mmol
pH = - log
8,06 x 10-5
= 5- log 8,06
= 4,1
3.
Setelah
penambahan 5 ml NaOH 0,1 M
CH3COOH + OH- = CH3COO- + H2O
Mula –mula
: 25 mmol
0,5 mmol 25 mmol
Reaksi
: - 0,5 mmol - 0,5
mmol +0,5 mmol +0,5 mmol
Sisa
: 24,5 mmol 0
mmol
25,5 mmol +0,5 mmol
pH = - log 8,06 x 10-5
= 5- log 8,06
= 4,1
BAB V
PEMBAHASAN
Larutan
buffer dapat didefinisikan sebagai larutan yang dapat menahan atau
mempertahankan konsentrasi ion H+ atau
pH, meskipun ke dalam larutan ditambahkan basa atau asam kuat. Pengaruh
penambahan asam dan basa terhadap pH larutan buffer yaitu tidak terjadi
perubahan pH. Larutan buffer mengandung komponen asam dan basa yang tidak
saling bereaksi. Komponen asam dan basa tersebut menyebabkan larutan buffer
dapat bereaksi atau menangkap ion H+ maupun OH-, sehingga
penambahan asam atau basa tidak mengubah konsentrasi ion H+dan ion
OH- dalam larutan,
sehingga pH larutan tetap. Daya tahan terhadap perubahan pH dari larutan buffer
paling baik bila asam atau basa dan garam dicampur dengan perbandingan
mol 1 : 1.
Dalam percobaan larutan bukan
buffer, kami menyiapkan tiga tabung reaksi yang sudah di bersihkan terlebih
dahulu. Kemudian mengisi tabung tersebut dengan :
Tabung pertama diisi dengan larutan HCl 0,0001 M sebanyak 10
tetes.
Tabung kedua diisi dengan air sebanyak 10 tetes.
Tabung ketiga diisi dengan larutan NaOH 0,0001 M sebanyak 10
tetes.
Setelah mengisi ketiga tabung reaksi tersebut, mencelupkan
indicator universal kedalam masing-masing larutan tersebut dan menyamakan pada
tabel indikator, pada larutan HCl 0,0001 M didapatkan pH 3, pada larutan air
didapatkan pH 7, dan pada larutan NaOH 0,0001 M didapatkan pH 10.
Setelah itu, lalu menambahkan 1 tetes HCl 0,1M kedalam
masing-masing tabung yang berisi larutan tersebut dan menggoyang-goyang tabung
reaksi supaya larutan homogen, setelah itu mencelupkan indicator universal
kedalam masing-masing tabung reaksi dan menyamakan pada tabel indikator, pada
larutan HCl 0,0001 M didapatkan pH 1, pada air didapatkan pH 1, dan pada
larutan NaOH 0,001 M didapatkan pH 1.
Dalam menentukan pH larutan buffer, kami menyiapkan dua buah gelas piala,
masing-masing gelas diisi dengan 25 ml asam asetat (HCH3COO) 1 M dan
25 ml natrium asetat (NaCH3COO) 1 M. Kemudian menggoyang-goyang
gelas supaya larutan homogeny dan mencelupkan indicator universal ke dalam
masing-masing larutan lalu menyamakan pada tabel indikator, 25 ml asam asetat
(HCH3COO) 1 M didapatkan pH 5 dan 25 ml natrium asetat (NaCH3COO)
1 M didaptkan pH 5.
Percobaan kedua yaitu menyediakan dua buah gelas piala dan pada masing-masing
gelas piala diisi dengan 25 ml ammonium hidroksida (NH4OH) 1 M dan
25 ml natrium asetat (NH4Cl) 1 M. Kemudian menggoyang-goyang gelas
supaya larutan homogeny lalu mencelupkan indicator universal kedalam
masing-masing larutan dan menyamakan pada tabel dan di dapat Ph sama-sama 5.
Setelah kedua percobaan selesai, menentukan pH larutan setelah penambahan
asam/basa. Percobaan pertama menyediakan larutan asam asetat (HCH3COO)
1 M dan 25 ml natrium asetat (NaCH3COO) 1 M yang telah dibuat pada
percobaan sebelumnya. Lalu menambahkan 5 ml HCl 0,1 M kedalam larutan asam
asetat (HCH3COO) 1 M, menentukan pH dengan indikator universal.
Kedua menambahkan 5 ml NaOH 0,1 M ke dalam 25 ml natrium asetat (NaCH3COO)
1 M, didapatkan ph 5.
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Larutan penyangga atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar
tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini
adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau
basa kuat. Sehingga pH akhirnya tidak jauh berbeda dengan pH awal.
Larutan
penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya,
sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit
asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan
5.2 Saran
Saran dalam percobaan ini,Praktikan
harus mengikuti aturan praktikum dengan baik. Praktikan harus teliti untuk
mengukur pH atau volume suatu larutan. Jangan mencampur penggunaan alat pada
larutan. Sebaiknya di cuci terlebih dahulu sebelum di gunakan untuk larutan
lain, karna dapat mempengaruhi pH.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan pengaruh penambahan larutan asam atau basa terhadap
ph larutan buffer !
2. Jelaskan dengan persamaan reaksi, mengapa larutan natrium
asetat dengan asam asetat berfungsi sebagai larutan buffer !
3. Jelaskan pengertian kapasitas
buffer, beri contoh !
Jawaban :
1. Pengaruh penambahan larutan asam atau basa terhadap pH
larutan buffer adalah tetap, dari awalnya mempunyai pH 5, setelah di homogen
tetap mempunyai pH 5.
2. Jika dilihat pada persamaan reaksi
sebagai berikut
CH3COOH
+ H+ → CH3COO- +H2O
Pada
reaksi tersebut, sebenarnya larutan buffer dibuat dari asam lemah dengan
garamnya yang berasal dari asam kuat atau basa lemah dengan garamnya yang
berasal dari Basa kuat. Larutan buffer dapat mempertahankan pH karena dalam
larutan larutan natrium asetat dapat berdisosiasi dengan sempurna. Tetapi,
disosiasi asam asetat dapat diabaikan
CH3COOH
CH3COO- + H+
Karena
adanya ion – ion asetat dalam jumlah banyak yang berasal dari disosiasi natrium
asetat akan bergeser kesetimbangannya ke ruas kiri ke dalam pembentukan asam
asetat yang tidak berdisosiasi. Larutan demikian akan memiliki pH tertentu dan
juga baik sekali dalam mempertahankan pH jika ditambahkan asam atau basa dalam
jumlah banyak. Jika ion hidrogen (asam kuat) ditambahkan akan membentuk asam
asetat yang tidak berdisosiasi.
CH3COO- +
H+ → CH3COOH
Oleh
karena itu, konsentrasi ion hidrogen tidak berubah, tetapi bahwa jumlah ion
asetat akan berkurang sedangkan jumlah asam asetat yang tidak berdisosiasi
bertambah. Disisi lain, apabila ditambahkan ion hidroksil (OH-), ion
hidroksil akan bereaksi dengan asam asetat.
CH3COOH
+ OH- → CH3COO- + H2O
Dengan
demikian, konsentrasi ion hidrogen (dan hidroksil) tidak akan berubah, tetapi
jumlah asam asetat akan berkurang sedangkan jumlah ion asetat akan bertambah.
Maka, dari prinsip inilah dikatakan bahwa larutan penyangga dapat menunjukkan
ketahan terhadap asam maupun basa.
3. Jelaskan pengertian kapasitas buffer, beri contoh.
Kapasitas
penyangga merupakan ukuran keefektifannya dalam menahan perubahan pH pada
penambahan asam atau basa. Semakin besar konsentrasi asam dan basa
konjugasinya, semakin besar kapasitas penyangga.
Contoh :
Jumlah mol
basa kuat yang dibutuhkan untuk mengubah pH 1 liter larutan sebesar 1 pH
satuan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2015. Larutan penyangga. https://id.wikipedia.org/wiki/Larutan_penyangga Diakses pada
17/11/2015
Syafnil. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.
Bengkulu: Laboratorium Teknologi Pertanian
Utami, budi. Dkk. 2009. Program Ilmu Alam Untuk
SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
No comments:
Post a Comment