LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
ANORGANIK
Di Susun Oleh:
NAMA : YOGA PAMUNGKAS
NPM : E1G015059
PRODI : TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
KELOMPOK : 3 (TIGA)
HARI/JAM : KAMIS, 08.00 WIB
TANGGAL : 26 NOVEMBER
2015
KO-ASS : LORTINA SITANGGANG
DOSEN : Drs. SYAFNIL M.Si
OBJEK PRAKTIKUM :
STIKIOMETRI
LABORATORIUM
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai stikiometri. Adapun contoh di kehidupan kita
sehari-hari yang menggunakan reaksi kimia ( stoikhiometri ) seperti, makanan
yang kita konsumsi setiap saat setelah dicerna diubah menjadi energy dalam tubuh. Nitrogen dan hydrogen bergabung membentuk
ammonia yang digunakan sebagai pupuk.
Stoikiometri sendiri adalah adalah ilmu yang mempelajari dan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan
kimia). Kata ini berasal dari bahasa
Yunani stoikheion (elemen) dan metriā (ukuran). Stoikiometri didasarkan pada
hukum-hukum dasar kimia, yaitu hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum perbandingan berganda.
1.2 Tujuan
1.
Mempelajari
prinsip-prinsip stoikiometri serta perhitungannya.
2.
Menentukan
perbandingan stoikiometri setiap zat dalam persamaan reaksi.
3.
Menentukan
pereaksi pembatas
4.
Menentukan
koefisien reaksi dengan cepat dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam ilmu kimia, stoikiometri (kadang disebut stoikiometri reaksi untuk membedakannya dari stoikiometri komposisi)
adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan
dan produk dalam reaksi kimia (persamaan
kimia). Kata ini berasal dari bahasa
Yunani stoikheion (elemen) dan metriā (ukuran). Stoikiometri didasarkan pada
hukum-hukum dasar kimia, yaitu hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum perbandingan berganda (Anonim:2015).
Stoikiometri adalah memberikan
reaksi kimia yang pereaksi – pereaksinya bergabung dengan nisbah bilangan bulat
sederhana. Persamaan kimia merupakan suatu cara untuk menyatakan reaksi kimia
menggunakan seperangkat lambing bagi partikel yang berperan serta (atom,
molekul, ion, dll) misalnya :
xA + yB → zC + wD
Panah
tunggal digunakan untuk reaksi tak reversible, panah ganda untuk reaksi yang
reversible. Bila reaksi melibatkan berbagai fase, fase ini biasanya dicantumkan
dalam tanda kurung sesudah lambing (s = padat, l = cair, g = gas, aq = berair).
Bilangan x, y, z, dan w menunjukkan jumlah relative molekul yang bereaksi dan
dinamakan koefisien stoikiometrik. Jumlah koefisien pereaksi dikurangi jumlah
koefisien produk (x + y – z – w) disebut jumlah stoikiometrik. (SyukriS, 1999).
Stikiometri
didasari oleh 3 konsep, yaitu:
1.
Hukum kekelan massa, massa
jenis zat yang bereaksi sama dengan massa jenis zat hasil reaksi.
2.
Konsep mol, zat yang terlibat
dalam reaksi di hitung berdasarkan perbandingan mol-mol zat tersebut. Mol
adalah perbandingan bobot dengan massa atom relative atau massa molekul
relative.
3.
Massa relative dari
atom/molekul(Ar/Mr) (Syafnil:2015)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan
bahan
KIO3
KI
HCl
Na2SO3
Amilum
Aquades
Buret
Erlemeyer volume 50/100 ml
Pipet ukur 5 dan 10 ml
Kaca arloji
Botol semprot
Corong kaca
3.2 Cara
Kerja
1. Membilas buret dengan larutan
Na2SO3.
2. Memasang buret pada statif dan mengisi
dengan larutan Na2SO3.
3. Selanjutnya
meyediakan erlemeyer,
kemudian dengan berurutan memasukkan
kedalam erlemeyer tersebut (dengan pipet volume) larutan berikut :
3 ml larutan KlO3 0,06
M
5 ml KI 0,2 M
1 ml larutan HCl 1 M
1 ml indikator amilum
4. Larutan
(pada prosedur nomor 3) selanjutnya di titrasi dengan larutan Na2SO3 sampai
terjadi perubahan warna.
5. mengamati perubahan
warnanya, lalu mencatat
beserta volume Na2SO3 yang terpakai.
6. mengulangi prosedur no 3-5
sampai 3 kali. mencatat
volume Na2SO3 rata-rata yang terpak
BAB IV
HASIL DAN PEMAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No
|
Zat
|
Volume
(ml)
|
Mol
Mula-mula
|
Mol
Bereaksi
|
Mol
Hasil
reaksi
|
Mol
sisa reaksi
|
1
|
KIO3
0,06 M
|
3
|
0,18
mmol
|
0,18
mmol
|
0
mmol
|
0
mmol
|
2
|
KI
0,2 M
|
5
|
1
mmol
|
0,9
mmol
|
0,1
mmol
|
0,1
mmol
|
3
|
HCl
1 M
|
1
|
1
mmol
|
1,08
mmol
|
-0,08
mmol
|
-0,08
mmol
|
4
|
Na2SO3
0,1 M
|
1.
3,2
2.
6,5
3.
5,9
Rata
: 10,6
|
|
|
|
|
5
|
Amilum
|
1
|
|
|
|
|
6
|
I2
|
|
|
|
|
|
7
|
NaI
|
|
|
|
|
|
8
|
Na2SO3
|
|
|
|
|
|
Lengkapi
persamaan reaksi berikut :
1.
KIO3 + 5KI + 6HCl
6KCl + 3I2 + 3H2O
2. I2
+ 2 Na2SO3 2 NaI +
Na2S2O6
Perhitungan
KIO3 + 5KI + 6HCl 6KCl + 3I2+ 3H2O
Mula-mula
: 0,18 1 1
Koefisien : 1
5 6 6
3 3
a/b
: 0,18 0,2
0,16 - - -
bereaksi : 0,18
0,9 1,08 1,08 0,54
0,54
4.2 Pembahasan
Stoikiometri merupakan bidang dalam ilmu kimia yang
menyangkut hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi
kimia, baik sebagai pereaksi maupun sebagai hasil reaksi. Stoikiometri juga
menyangkut perbandingan atom antar unsur-unsur dalam suatu rumus kimia. Variasi
kontinyu merupakan suatu metode dimana dalam metode ini dilakukan sederet
pengamatan kuantitas molarnya sama, tetapi masing-masing kuantitas pereaksi
berubah-ubah. Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan
perubahan senyawa kimia.
Dari
hasil praktikum yang telah kami dilakukan, didapatkan hasil bahwa pada
percobaan kami mencampurkan 3 ml larutan KIO3 0,06 M, 5 ml KI 0,2 M,
1 ml larutan HCl 1 M, dan 1 ml indikator amilum. Dan mol mula-mulanya dihitung
menggunakan rumus pengeceran, didapatkan KIO3 sebanyak 0,18 mmol, KI
sebanyak 1 mmol dan HCl sebanyak 1 mmol. Setelah dihitung menggunakan rumus
reaksi pembatas, didapatkan reaksinya 0,18 mmol larutan KIO3, 0,9
mmol larutan KI dan 1,08 larutan HCl dan hasil reaksi atau sisa reaksinya yaitu
pada KIO3 sebesar 0 mmol, KI sebesar 0,1 mmol dan HCl sebesar -0,08
mmol. Lalu dicampurkan dengan Na2SO3. Pencampuran Na2SO3
dengan KIO3 + KI + HCl + Amilum, pada percobaan pertama menghabiskan
sebanyak 3,2 ml Na2SO3, percobaan ke dua menghabiskan
sebesar 6,5 ml Na2SO3dan percobaan ke tiga menghabiskan
sebesar 5,9 ml Na2SO3 , yang ketiga-tiganya akhirnya
berubah menjadi bening. Dan didapati rata-rata dari ketiga percobaan tersebut
yaitu 10,6 ml.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa:
1. Stoikiometri adalah ilmu mengukur proporsi kuantitatif atau
rasio massa unsur-unsur kimia satu sama lain.yang didapat pada proporsi mol
dari reaktan untuk menghasilkan hasil rekasi yang dikehendakit.
KIO3 + 5KI +
6HCl => 6KCl + 3I2 + 3H2O
I2 + 2 Na2SO3
2 NaI + Na2S2O6
2.
Perbandingan stoikhiometri dalam zat
KIO3 0,18 dalam zat KI 0,9 dalam zat HCl 1,08
3.
Pereaksi pembatas KIO3
4. Koefesien
yang kami dapatkan dalam reaksi
KIO3 + 5KI +
6HCl => 6KCl + 3I2+ 3H2O
5
6 6 3 3
5.2 Saran
Sebaiknya saat praktikum itu harus lebih teliti, agar
hasil yang didapat bisa sesuai, benar dan tepat.
JAWABAN PERTANYAAN
1.
Dari
percobaan yang anda lakukan, apakah semua zat habis beraksi? Bila tidak
tentukan pereaksi pembatasnya?
Jawab: dari percobaan yang
kami lakukan tidak semua zat habis bereaksi, pereaksi pembatasnya adalah KIO3
karna larutan tersebut habis beraksi
2.
Jelaskan
kegunaan amilum dalam percobaan diatas, dan apakah pengaruh bila volume amilum
lebih dari 1ml?
Jawab: kegunaan amilum yaitu
sebagai indikator, dan jika amilum lebih dari 1ml maka proses perubahan
warnanya semakin lama
DAFTAR PUSTAKA
Syafnil.2015. Penuntun Praktikum
Kimia Anorganik. Bengkulu: Laboratorium Teknologi Pertanian.
Syukri. 1999.
Kimia Dasar 1. Bandung: ITB
No comments:
Post a Comment