Tuesday, December 29, 2015

Laporan Praktikum Kimia Anorganik Ph Asam Basa dan Garam

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK




Di Susun Oleh:
                 NAMA                            : YOGA PAMUNGKAS
                 NPM                                : E1G015059
                 PRODI                            : TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
                 KELOMPOK                  : 3 (TIGA)
                 HARI/JAM                     : KAMIS, 08.00 WIB
                 TANGGAL                     : 5  NOVEMBER 2015
                 KO-ASS                          : LORTINA SITANGGANG
                 DOSEN                           : Drs. SYAFNIL M.Si
                  OBJEK PRAKTIKUM   : PH ASAM,BASA DAN GARAM



LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
            Pada kehidupan sehari-hari  kita telah banyak menjumpai asam, basa dan garam, seperti, Natrium Klorida, Natrium Bikarnonat, Asam asetat, Asam Sitrat, Natrium Hidroksida, dan masih banyak lagi asam, basa dan garam yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sangat penting kita untuk melakukan praktikum ini.
            Asam, basa dan garam merupakan golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, larutan di bedakan menjadi tiga golongan, yaitu bersifat asam,basa dan netral. Menurut teori Arrhenius, zat dalam air menghasilkan ion H+ disebut asam, sedangkan zat yang di dalam air terionisasi menghasilkan ion OH- adalah basa.
            Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa)
1.2             Tujuan Percobaan
            Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1.      Menentukan pH larutan dengan pH indicator universal.
2.      Menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam dan basa didefinisikan oleh ahli kimia berabad-abad yang lalu dalam sifat-sifat larutan air mereka. Dalam pengertian ini suatu zat yang larutan airnya berasa asam memerahkan lakmus biru, bereaksi dengan logam aktif untuk membentuk hydrogen dan menetralkan basa. Dengan mengikuti pola yang serupa suatu basa didefinisikan sebagai zat yang larutan airnya tersa pahit dan  terasa licin dikulit (Achmad 1996).
Reaksi asam dan basa yang sama kekuatannya akan menghasiliaan larutan netral. Asam dan basa yang bereaksi dapat keduanya kuat maupun keduanya lemah. Reaksi asam dan basa dengan kekuatan yang berlainan  akan menghasilkan larutan yang asam lemah atau basa lemah tergantung pada kekuatan adsam konjugat dan basa konjugat yang dihasilkan. Jika asam yang dihasilkan itu lebih kuat dari pada basa yang dihasilkan maka akan diperoleh asam lemah. Sebaliknya jika basa yang dihasilkan lebih kuat dari asam yang dihasilkan akan diperoleh larutan basa lemah (Pudjaatmaka 1980).
Bila asam di reaksikan dengan basa akan terbentuk garam. Bila garam-garam itu di larutkan dalam air, larutan tidak selalu netral, karna sebagian anion(ion negative) dan kation (ion positif) dari larutan garam atau keduanya dapat bereaksi dengan air, reaksi ini dinamakan hidrolisis/hidrolisa. Akibatnya ion hydrogen (H+) dan ion hidroksil (OH-) tertinggal dengan berlebihan dalam larutan, dan akibatnya larutan menjadi asam  atau basa. (syafnil:2015)
Indikator asam-basa adalah senyawa halokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan kondisi pH larutan tersebut. Pada temperatur 25° Celsius, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. Di bawah nilai tersebut larutan dikatakan asam, dan di atas nilai tersebut larutan dikatakan basa. Kebanyakan senyawa organik yang dihasilkan makhluk hidup mudah melepaskan proton (bersifat sebagai Asam Lewis), umumnya Asam Karboksilat dan Amina, sehingga indikator asam-basa banyak digunakan dalam bidang kimia hayati dan kimia analitik. Mekanisme perubahan warna oleh indikator adalah reaksi asam-basa, pembentukan kompleks, dan reaksi redoks (anonim:2015)
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih. (anonym:2015)
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air.Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. (anonym:2015)
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. (anonim:2015)

BAB III
METODELOGI

3.1  Alat dan Bahan
Alat                                                     Bahan
1. HCL                                                11. Tabung Reaksi
2. H2SO4                                             12. Erlenmeyer volume 50/100 ml
3. HCH3COO                                     13. Pipet Ukur 10ml
4. NaOH                                             14. Pipet Ukur 5ml
5. NH4OH                                           15. Kaca Arloji
6. NaCH3COO                                    16. Corong Kaca
7. Asam Borak                                    17. Rak Tabung Reaksi
8. NH4CL                                            18. Pipet Biasa
9. Na2SO3                                            19. pH indicator universal
10. NaCL
3.2  Cara Kerja
1. Bersihkan 10 buah tabung reaksi dengan detergen dan keringkan.
2. Letakkan di rak tabung reaksi dengan mulut tabung ke atas.
3. Pipet lebih kurang 2 ml larutan yang telah di sediakan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
4. Tentukan pH dengan menggunakan kertas pH indicator universal
5. Hitunglah masing-masing larutan di atas (dalam laporan lengkap)
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No
Nama Larutan
pH
Golongan
Konsentrasi
(Molalitas)
1
HCL
1
Asam Kuat
0,1 m
2
H3BO3 (asam borat)
5
Asam Lemah
1 %
3
Na2SO3
7
Netral
0,1 m
4
H2SO4
1
Asam Kuat
0,1 m
5
NaOH
14
Basa Kuat
10 %
6
NH4CL
5
Asam Lemah
0,1 m
7
NaCL
7
Netral
2 %
8
CH3COO
3
Asam Kuat
1 m

4.2 Pembahasan
Pada percobaan pertama, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan HCL, lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata HCL memiliki pH 1 yang berarti asam kuat. Dan konsentrasi (molalitas) = 0,1 m.
*Molalitas dari PH HCL =1
 PH= - log (H+)
  1  = - log (H+)
  H+   = 1 x 10-1 M
Percobaan kedua, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan H3BO3 (asam borat), lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata H3BO3 (asam borat) memiliki pH 5 yang berarti asam lemah. Dan konsentrasi (molalitas) = 1%
* Molalitas dari PH H3BO3 = 5
  PH = - log (H+)
  5   = - log (H+)
  H+ = 1 x 10-5 M
Percobaan ketiga, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan Na2SO3, lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata Na2SO3 memiliki pH 7  yang berarti netral. Dan konsentrasi (molalitas) = 0,1 m
* Molalitas dari PH Na2SO3 = 7
  PH = - log (H+)
  7   = - log (H+)
  H+ = 1 x 10-7 M
Percobaan keempat, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan H2SO4, lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata H2SO4 memiliki pH 1 yang berarti asam kuat. Dan konsentrasi (molalitas) = 0,1 m
* Molalitas dari PH H2SO4 = 1
  PH = - log (H+)
  1   = - log (H+)
  H+ = 1 x 10-1 M
Pada percobaan kelima, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan NaOH, lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata NaOH memiliki pH 14 yang berarti basa kuat. Dan konsentrasi (molalitas) = 10%
* Molalitas dari PH NaOH = 14
  PH = - log (H+)
  14  = - log (H+)
  H+ = 1 x 10-14 M
Pada percobaan keenam, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan NH4CL, lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata NH4CL memiliki pH 5 yang berarti asam lemah. Dan konsentrasi (molalitas) = 0,1 m
* Molalitas dari PH NH4CL = 5
  PH = - log (H+)
  5   = - log (H+)
  H+ = 1 x 10-5 M
Pada percobaan ketujuh, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan NaCL, lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata NaCL memiliki pH 7 yang berarti netral. Dan konsentrasi (molalitas) = 2%
* Molalitas dari PH NaCL = 7
  PH = - log (H+)
  7   = - log (H+)
  H+ = 1 x 10-7 M
Pada terakhir, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan CH3COO, lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata CH3COO memiliki pH 3 yang berarti asam kuat. Dan konsentrasi (molalitas) = 1 m
* Molalitas dari PH CH3COO = 3
  PH = - log (H+)
  3   = - log (H+)
  H+ = 1 x 10-3 M


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Setelah melakukan praktikum ini, kita dapat:
1.      Menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indicator universal.
2.      Menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu.

5.2 Saran
            Saran dalam percobaan ini,Praktikan harus mengikuti aturan praktikum dengan baik. Praktikan harus teliti untuk mengukur atau menimbang suatu zat agar hasil ukur bisa lebih akurat. Karna pada praktikum ini banyak data yang tidak sama antar kelompok.


DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hizkia. 1996. KIMIA LARUTAN. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti
Pudjaatmaka, Aloisius Hadyana. 1980. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Syafnil. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Bengkulu: Laboratorium Teknologi Pertanian


JAWABAN PERTANYAAN
1.      Jelaskan pengertian istilah berikut:
a.    Asam kuat dan asam lemah, berilah contoh
b.   Basa kuat dan basa lemah, berilah contoh
c.    Garam, berilah contoh
2.      Bagaimana cara menentukan suatu zat termasuk asam kuat/lemah, basa kuat/lemah?

JAWABAN:
1.      a. *asam kuat: asam kuat adalah asam yang terionisasi 100% dalam larutan.        Contohnya: HCL,HNO3,H2SO4.
     *asam lemah adalah asam yang tidak terionisasi secara signifikan dalam larutan. Contohnya: H2CO3,CHCOOH,NH3,HCN.
b. *basa kuat : basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi asam sangat lemah di dalam reaksi asam basa. Contohnya: KOH, NaOH
     *basa lemah: basa lemah adalah larutan basa yang tidak seluruhnya berubah menjadi ion hidroksida dalam larutan. Contohnya adalah Amonia, ammonia tidak mengandung ion hidroksida
c.  *garam: Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Contohnya:  natrium klorida (NaCL), natrium bikarbonat (NaHCO3).
2.  cara menentukan suatu zat termasuk asam kuat atau lemah, basa kuat atau basa lemah yaitu dengan cara mencelupkan pH indicator universal kedalam sebuah larutan, lalu kibaskan kertas indicator itu dan cocokan warna pada table pH asam basa.


No comments:

Post a Comment